Cara Membuat Visa Jepang Tanpa E-Paspor
Kalau kamu memiliki paspor Indonesia biasa, kamu harus mengajukan permohonan membuat visa Jepang. Permohonan visa Jepang hanya bisa dilakukan di Japan Visa Application Center (JVAC) yang terletak di Kuningan City Mall 2nd floor, Jakarta Selatan.
Berikut ini adalah dokumen-dokumen yang perlu kamu kumpulkan ke JVAC untuk mengajukan permohonan visa Jepang. Persyaratan visa Jepang di bawah ini adalah untuk membuat visa Jepang single entry kunjungan sementara dengan biaya sendiri, ya:
Dokumen Persyaratan untuk Membuat Visa Jepang
2. Formulir permohonan visa, kamu bisa
. Pastikan menggunakan Adobe Acrobat Reader untuk mengisi dan print-out formulir dengan QR Code (PDF)
3. Pas foto terbaru ukuran 4,5cm x 3,5cm, harus diambil dalam 6 bulan terakhir. Pas foto harus tanpa latar, bukan hasil editing, dan tampilan wajah termasuk bagian telinga terlihat jelas. Disarankan untuk melakukan pemotretan di studio foto biar pas fotomu tidak ditolak.
5. Fotokopi Kartu Mahasiswa atau Surat Keterangan Belajar (jika masih mahasiswa)
6. Bukti pemesanan tiket pulang-pergi Jepang
7. Jadwal perjalanan (itinerary) selama di Jepang, harus secara jelas menunjukkan aktivitasmu sejak tiba di Jepang hingga keluar dari Jepang. Kamu bisa
8. Dokumen bukti keuangan, seperti rekening koran atau buku tabungan 3 bulan terakhir
Kalau biaya kepergianmu ke Jepang bukan biaya sendiri (misal, dari ayah atau ibu), kamu perlu menyertakan dokumen keuangan penanggung jawab biaya dan dilengkapi dengan dokumen yang dapat membuktikan hubunganmu dengan penanggung jawab biaya, seperti kartu keluarga.
Jika melakukan permohonan visa untuk lebih dari satu orang (misalnya, untuk anak), perlu lampirkan juga fotokopi dokumen yang bisa menunjukkan hubungan dengan pemohon, seperti kartu keluarga, akta lahir, dsb.
Dokumen harus disusun sesuai urutan No. 2-8 sebelum diserahkan di loket.
Saat melakukan pengajuan membuat visa Jepang, ada tips yang bisa kamu ikuti:
1. Semua dokumen yang dilampirkan untuk pengajuan visa Jepang harus dikumpulkan menggunakan kertas A4, termasuk fotokopi KTP.
2. Semua dokumen sebaiknya disatukan dalam satu map. JANGAN DISTEPLES. Kalau takut tercecer, kamu bisa gunakan klip kertas. Pastikan juga semua dokumen dalam keadaan rapi atau tidak tertekuk.
3. Pastikan pas foto kamu ditempel sempurna di formulir.
Proses aplikasi visa Jepang memakan waktu 5 hari kerja (bisa juga lebih). Pastikan semua dokumen yang termasuk dalam syarat membuat visa Jepang dikumpulkan dengan baik, jangan sampai ada yang terlupa.
Oh ya, kamu bisa mengunjungi Jepang selama 90 hari dengan visa kunjungan sementara, lho. Yeay!
Cara membuat visa Schengen ke Swiss
Selama pandemi, Kedutaan Besar Swiss di Jakarta menunjuk agen resmi untuk mengurus visa mereka yaitu VFS yang berada di Mal Kuningan City, Jakarta Selatan.
Waktu penerbitan visa 15 hari kerja, jadi pastikan jangan terlalu mepet untuk mengajukan pembuatan visa.
Berkunjunglah ke situs VFS, buat janji temu untuk membuat visa Schengen untuk negara Switzerland.
Unggah formulir yang harus diisi, lengkapi formulir, bawa segala dokumen yang diperlukan seperti surat referensi dari bank, polis asuransi perjalanan, surat referensi dari kantor (jika diperlukan), tiket perjalanan pergi dan pulang, serta pas foto khusus untuk visa Schengen.
Visa Schengen dikenakan biaya Rp 1.300.000 dan jasa pembuatan visa dari VFS dikenakan biaya Rp 350.000.
Setelah semua dokumen lengkap dan sudah dilampirkan ke VFS, kamu hanya perlu menunggu visamu keluar dan mengambil visa kembali di kantor VFS. Perjalananmu ke Swiss siap dimulai.
Harap dicatat, meskipun pemerintah Swiss tidak meminta bukti negatif Covid-19 tetapi rata-rata maskapai dari Jakarta ke Zurich akan transit di negara tertentu.
Kompas.com misalnya menggunakan maskapai Swiss dan transit di bandara Singapura untuk perjalanan pergi dan Thailand untuk perjalanan pulang.
Singapura dan Thailand sampai saat ini masih meminta bukti tes negatif Covid-19 meskipun kamu tidak akan keluar dari bandara. Jadi, kamu tetap harus menyiapkan bukti tersebut sesuai ketentuan negara transit.
Peraturan perjalanan bisa jadi terus berubah selama pandemi, pastikan untuk selalu memperbarui informasi negara tujuan dan transit perjalanan ketika kamu berwisata.
Menerima bukti registrasi
Setelah melakukan registrasi e-paspor, Kedutaan Besar Jepang akan memberikan bukti registrasi. Bukti tersebut akan menunjukkan tujuan perjalanan berupa kunjungan singkat selama 15 hari.
Perlu diketahui bahwa bukti registrasi ini berlaku untuk 3 tahun atau sampai batas akhir berlaku paspor.
Selain itu, proses registrasi Bebas Visa Jepang dapat memakan waktu 2 hari kerja.
Jadi setelah Jepang bebas visa buat turis, sudah siap-siap cek tiket liburan?
KOMPAS.com - Semakin banyak negara yang membuka pintu masuk untuk wisatawan mancanegara.
Beberapa negara, bahkan memberlakukan bebas karantina untuk wisatawan Indonesia, salah satunya Swiss atau Switzerland.
Pemerintah Swiss memberlakukan aturan bebas karantina dan bebas tes covid untuk wisatawan Indonesia yang berlaku awal 2022.
Kompas.com berkesempatan untuk berkunjung ke Swiss melalui undangan resemi Switzerland Tourism untuk merasakan wisata musim dingin.
Ada beberapa dokumen yang wajib diurus oleh wisatawan Indonesia untuk memasuki Swiss yang berwisata secara mandiri.
Kamu juga bisa menggunakan jasa agen perjalanan dari Indonesia jika tidak ingin repot mengurus dokumen khususnya visa.
Berikut adalah cara mengurus dokumen visa Schengen untuk berkunjung ke Swiss.
Cek syarat dan cara membuat visa Jepang ini untuk mempersiapkan liburanmu!
Tapi enggak perlu khawatir, kalau kamu tahu semua syarat dan tata cara membuat visa Jepang dan mampu melengkapi semua dokumen dengan baik, kamu bisa mengajukan visa Jepang sendiri kok.
Apalagi, sejak 1 Desember 2014, Pemerintah Jepang juga sudah membuka peluang
. Para pemilik e-paspor tetap perlu melakukan registrasi agar mendapatkan stiker bebas visa, tapi setelah itu kamu bisa mengunjungi Jepang berkali-kali selama stiker bebas visa berlaku.
Sudah Siap Liburan ke Jepang?
Pastikan kamu memesan semua kebutuhan liburanmu di Jepang melalui Klook! Dari JR Pass sampai tiket Universal Studios Japan, semua bisa kamu pesan terlebih dahulu di Klook agar kamu bisa liburan dengan tenang di Jepang.
Wajib beli asuransi perjalanan
Syarat utama mendapatkan visa Schengen dari Kedutaan Besar Switzerland (Swiss) di Jakarta adalah paspor berlaku minimal enam bulan sebelum masa kedaluwarsa dan memiliki asuransi perjalanan
Asuransi perjalanan jadi hal wajib khususnya saat melakukan perjalanan selama pandemi. Ketentuannya, asuransi perjalanan harus menanggung biaya medis minimal 50.000 dollar AS dan sakit akibat Covid-19.
Asuransi perjalanan mungkin sering dilupakan saat perjalanan sebelum pandemi. Namun, ini terbilang sangat penting selama masa pandemi. Sebab, asuransi perjalanan menanggung biaya pengobatan, karantina, dan kepulangan akibat Covid-19.
Kisaran harga asuransi perjalanan plus Covid-19 menurut pengalaman Kompas.com sekitar Rp 500.000 untuk pertanggungan 10 hari. Harga ini bisa berubah, tergantung perusahaan asuransi yang kamu pilih.
Berapa Biaya Visa Jepang?
Mulai 1 April 2023, berikut adalah biaya visa Jepang:
Biaya tersebut di atas belum termasuk biaya pemrosesan visa di JVAC sebesar Rp 200.000 per orang.
Sehingga total biaya aplikasi visa Jepang single entry adalah Rp 530.000 per orang.
Diskon Khusus Pengguna Baru Klook
Dapatkan diskon langsung Rp 500.000 atau diskon 8% sampai Rp 200.000 untuk pengguna baru Klook!
Cara mengajukan visa waiver Jepang secara offline
Ingin tetap mengajukan visa waiver Jepang secara offline? Berikut langkah-langkah melakukan registrasi bebas visa Jepang secara langsung di Kantor Konsulat Jepang atau Japan Visa Application Center.
Unduh atau download formulir registrasi bebas visa Jepang (visa waiver) terlebih dahulu (dokumen tersedia dalam
). Isi dengan sebenar-benarnya sesuai data e-paspor kamu, lalu bawa bersama e-paspor kamu ke Kantor Kedutaan Besar Jepang/Konsulat Jenderal/Kantor Konsulat di Indonesia.
Jika kamu tinggal di Jakarta, kamu harus mengurus registrasi bebas visa Jepang di Japan Visa Application Center (JVAC) di VFS Global.
Serahkan e-paspor dan formulir registrasi visa waiver yang sudah kamu isi. Kamu juga harus membayar biaya sebesar Rp 125.000 jika melakukan registrasi melalui VFS Global (jika kamu di Jakarta). Pihak kedutaan akan melakukan proses registrasi.
Biasanya proses registrasi membutuhkan waktu 2 hari kerja jika kamu mengajukannya di kedutaan, atau 5 hari kerja di JVAC.
Jika registrasi kamu diterima, pihak kedutaan akan menempelkan stiker bebas visa di e-paspor kamu. Kamu bisa ambil kembali e-paspor pada waktu yang sudah diinfokan. Kalau registrasi kamu diterima, kamu bisa segera terbang ke Jepang untuk jalan-jalan selama masa berlakunya stiker bebas visa!
Kalau registrasi kamu enggak diterima, kamu tetap bisa mengajukan permohonan visa Jepang lewat jalur biasa.
Dengan stiker bebas visa, kamu boleh mengunjungi ke Jepang selama maksimal 15 hari dalam satu kali kunjungan. Tapi tidak ada batas kunjungan alias kamu bisa mengunjungi Jepang berkali-kali tanpa registrasi bebas visa lagi, asalkan stiker bebas visa kamu masih berlaku.
Masa berlaku stiker bebas visa Jepang adalah tiga tahun atau sampai berakhirnya masa berlaku e-paspor kamu – tergantung mana yang habis lebih dahulu. Setelah itu, kamu bisa mengajukan kembali registrasi bebas visa.
Bagaimana Cara Registrasi Visa Waiver Jepang Jika Memiliki E-Paspor
Dengan e-paspor, kamu tidak perlu lagi membuat visa Jepang setiap berangkat liburan ke Jepang, tapi tetap harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Asyiknya, mulai 27 Maret 2023, registrasi bebas visa Jepang sekarang dilakukan secara online melalui Sistem Pembebasan Visa Jepang (Japan Visa Exemption System-JAVES)!
Hal ini membuat para pemilik e-paspor Indonesia tidak perlu lagi datang ke Kantor Perwakilan Jepang atau Visa Center (JVAC) untuk melakukan pendaftaran visa waiver Jepang.
Berikut langkah-langkah untuk melakukan registrasi bebas visa Jepang untuk pemilik e-paspor Indonesia secara online.
Isi aplikasi dengan informasi yang dibutuhkan
Setelah submit, registrasi selesai dan kamu akan menerima email notifikasi registrasi selesai.
Kamu wajib menunjukkan "Pemberitahuan Registrasi Pembebasan Visa (Visa Exemption Registration Notice)" di aplikasi email smartphone atau tablet milikmu.
Jika kamu tidak ingin melakukan pendaftaran bebas visa Jepang secara online, kamu tetap bisa melakukan pendaftaran visa waiver Jepang langsung di Kantor Konsulat Jepang atau di Japan Visa Application Center.
Promo besar-besaran produk Jepang, hanya satu hari!
Dapatkan buy 1 get 1 dan diskon langsung untuk Universal Studios Japan, Tokyo Joypolis, JR Kansai Wide Area Pass, dan banyak lagi!
Buy 1 Get 1 Universal Studios Japan
Buy 1 Get 1 Tokyo Joypolis Passport
Diskon 30% teamLab Botanical Garden
Diskon 15% JR Kansai Wide Area Pass
Diskon 15% JR Kansai-Hiroshima Area Pass
Dan masih banyak diskon lainnya akan hadir hari Minggu, 17 September ini! Pastikan kamu memanfaatkannya untuk liburanmu ke Jepang di musim gugur dan musim dingin ini.
Pesan semua kebutuhan liburan di Jepangmu lewat Klook
A Swiss visa turis (dikeluarkan oleh konsulat atau kedutaan Negara Schengen) berlaku untuk seluruh 26 Negara Wilayah Schengen (termasuk wilayah Eropa Swiss), kecuali jika ditandai lain pada stiker visa. Jadi Anda tidak memerlukan visa lain untuk masuk atau tinggal di wilayah Eropa Swiss. Namun, Anda harus memiliki bukti dokumenter tentang alasan Anda tinggal dan sarana pendukung Anda. Area Schengen terdiri dari negara-negara berikut: Austria, Belgia, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal , Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Swiss.
Yang perlu Anda lakukan hanyalah, masuk ke situs web Blinkvisa dan kirimkan permintaan Anda, kami akan mengurus proses lengkap permohonan Visa Inggris mulai dari menyiapkan dokumen Anda hingga mendapatkan visa berdasarkan pedoman ahli visa kami.
Kalangan industri wisata mendesak Pemerintah Australia untuk mempercepat proses visa turis, karena banyak pelancong harus menunggu selama beberapa bulan.
Meski menyambut baik pembukaan perbatasan internasional bulan Februari lalu, namun operator wisata menyebutkan kedatangan turis asing masih jauh lebih rendah dibandingkan sebelum masa pandemi.
"Kalau kita mempersulit visa dan prosesnya berjalan lama, mereka pasti pergi ke negara lain," kata Margy Osmond, pelaku industri wisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebenarnya merusak citra kita, karena kita tidak bisa memberikan visa secepat mungkin kepada mereka yang sudah mengajukan permintaan," kata direktur Tourism and Transport Forum, badan yang menaungi industri wisata di Australia.
Disebutkan, industri wisata Australia yang bernilai AUD$60 miliar (lebih dari Rp600 T) kehilangan sekitar 610 ribu lapangan kerja selama pandemi.
Seorang warga di Queeensland, Leonora Luff, mengatakan kepada ABC bahwa dia sudah begitu rindu bertemu dengan keluarganya di Filipina. Keluarganya itu sudah menunggu selama lima bulan namun visa kunjungan mereka belum keluar juga.
Selain tidak mendapatkan informasi apa-apa tentang program visanya dari Departemen Dalam Negeri Australia, mereka juga tidak bisa mengecek status permohonan tersebut.
Leonora mengatakan sudah lama ingin bertemu dengan keponakan-keponakannya.
"Keluarga kami stress jadinya," ujarnya.
Departemen Dalam Negeri menjelaskan terjadi 427 persen peningkatan permintaan visa kunjungan dari luar negeri sejak perbatasan internasional dibuka November tahun lalu.
Departemen yang membawahi urusan imigrasi ini menambahkan bahwa masa proses visa turis dari rata-rata 20 hari menjadi 37 hari bagi 90 persen pemohon.
Ketika ditanya apa yang harus dilakukan oleh pemohon visa bila mereka belum mendapatkan kabar mengenai status visa mereka, Depdagri Australia tidak memberikan jawaban langsung.
"Semua permohonan diteliti kasus per kasus dan waktu yang dibutuhkan berbeda-beda...apakah permohonan sudah lengkap atau masih memerlukan informasi tambahan," demikian keterangan Depdagri Australia.
Banyak operator wisata seperti misalnya Bridge Climb di Sydney yang mengoperasikan tur menaiki jembatan Harbour Bridge yang terkenal,mengatakan jumlah turis masih belum mencapai seperti ketika sebelum pandemi.
Turis domestik sampai saat ini masih lebih dominan mengunjungi tempat wisata tersebut.
"Kami tidak bisa terus beroperasi dengan keadaan seperti ini," kata Direktur eksekutif Bridge Climb Deb Zimmer.
"Yang kita lihat sekarang baru pucuknya, kami sangat berharap keadaan sebenarnya akan tergambar pada bulan Desember-Januari mendatang."
Selain masalah pengurusan visa yang lama dan juga masih terbatasnya jumlah penerbangan internasional ke Australia, sektor wisata Australia juga menghadapi masalah turis asal China yang belum juga datang.
Sebelum pandemi, turis asal China paling banyak membelanjakan uang ketika berada di sini. Jumlah mereka sekitar 1,4 juta setiap tahunnya.
Sekarang turis asal China berada di posisi kedelapan, jauh di bawah turis asal Inggris yang berada di peringkat pertama.
Ini disebabkan karena China masih menganut kebijakan pemberantasan virus yang ketat, sehingga banyak warga masih menjalani pembatasan di dalam negeri dan perjalanan tidak penting ke luar China masih dilarang.
Seorang pelaku industri wisata di Sydney, Jian Sun, mengaku harus mengalihkan pasarnya untuk warga China di Australia untuk sementara dan mengkhawatirkan sampai kapan turis asing dari China akan kembali lagi.
"Kami merasa stress dan khawatir karena ketidakpastian saat ini," katanya kepada ABC.
Sektor wisata ini diperkirakan baru akan pulih sepenuhnya dalam 12 bulan mendatang.
Sambil menunggu pemulihan, bulan lalu di Sydney diselenggarakan Australian Tourism Exchange, sebuah expo di mana pembeli dan penjual bisa bertemu untuk melakukan bisnis.
Ini untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir pembeli dari luar negeri bisa bertemu langsung dengan operator wisata di Australia.
Operator wisata Sherry Heard terbang langsung dari Texas (Amerika Serikat) untuk melihat apa yang bisa ditawarkan Australia bagi turis Amerika.
Sherry Heard mengatakan sekarang kita semua tidak harus khawatir melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Dunia sekarang sudah sepenuhnya bisa menangani berbagai jenis wisata baik di Australia atau di bagian dunia lain," katanya.
"Sudah waktunya kita mulai lagi melakukan perjalanan."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dariABC News