White Label Slot Indonesia Adalah Perusahaan Apa

Produsen membuat produk white label

Langkah pertama dari cara kerja white label tentunya dimulai oleh produsen yang membuat produk white label. Produk dapat berupa pakaian, makanan, minuman dan lainnya yang tidak memiliki logo, nama atau bahkan label dari produsen.

Menghemat waktu serta uang

Mengembangkan produk dari awal memerlukan sumber daya finansial, waktu, dan tentunya tenaga yang besar. Namun, melakukan proses produksi sendiri juga membutuhkan waktu dan modal yang cukup besar.

Belum lagi jika harus mempertimbangkan waktu untuk merencanakan dan menerapkan strategi pemasaran, yang juga memerlukan waktu yang cukup. Dalam mengembangkan produk sendiri, pengusaha juga harus melakukan riset produk dan uji prototipe kepada target audiens.

Dengan menggunakan praktik bisnis white label, pengusaha dapat memangkas semua tahap produksi tersebut. Jika waktu dan modal Grameds terbatas, berinvestasi pada white label dapat menjadi salah satu cara untuk memulai bisnis dengan lebih menghemat waktu dan modal.

Aksesoris hewan peliharaan

Jenis produk selanjutnya yang dapat dijual dengan menggunakan white label adalah aksesori hewan peliharaan, seperti tempat tidur, mainan, dan aksesori lainnya untuk hewan peliharaan.

Demikianlah penjelasan tentang apa itu white label dan beberapa contoh serta manfaatnya. Pelajari lebih lanjut tentang white label dan bisnis dengan membaca buku. Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com selalu menyediakan berbagai macam buku berkualitas untuk menambah wawasan Grameds dalam berbagai bidang!

Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Apa itu white label – Ketika sedang pergi berbelanja di supermarket, mini market atau bahkan pasar tradisional, Grameds tentu akan melihat beberapa produk yang memiliki logo. Akan tetapi, tidak semua produk yang memiliki logo dibuat oleh pemilik logo tersebut. Hal ini dikarenakan ada produk yang dinamakan dengan white label.

White label artinya bukanlah label berwarna putih, akan tetapi istilah yang digunakan untuk produk yang tidak memiliki merek dan dapat dipasangi logo atau merek bisnis oleh pembelinya. Setelah mengetahui pengertian white label, apakah Grameds pernah melihat beberapa produk white label yang kembali dipasarkan?

Nah, mungkin Grameds tidak sadar, sebab produsen produk tidak akan menerangkan atau mengumumkan secara terang-terangan tentang produk white label, begitu pula dengan pemilik logo atau merek bisnis tersebut. Lalu, apa saja contoh dari produk white label dan apa itu white label? Simak hingga akhir dalam artikel berikut ini.

White label adalah istilah yang digunakan untuk produk atau layanan yang dikembangkan oleh satu perusahaan dan kemudian dijual atau ditawarkan kepada perusahaan lain dengan merek atau label mereka sendiri.

Dalam hal ini, perusahaan yang menjual produk atau layanan tersebut tidak mengklaim atau mengaku sebagai pengembangnya, tetapi menyediakannya sebagai produk atau layanan yang dapat ditawarkan oleh perusahaan lain dengan merek mereka sendiri.

Istilah “white label” sendiri pertama kali muncul dalam industri rekaman musik, di mana sebuah rekaman yang dibuat oleh satu perusahaan rekaman (pabrikan) dikeluarkan kembali oleh perusahaan rekaman lain (pemasok grosir) tanpa perubahan apapun, hanya dengan mengganti label atau merek di sampul rekaman.

Ini dilakukan agar perusahaan grosir dapat menjual rekaman tersebut dengan merek mereka sendiri, dan menghindari biaya produksi rekaman baru. Istilah ini kemudian diadaptasi dalam berbagai industri lain, seperti teknologi, produk konsumen, dan jasa, di mana produk atau layanan dikembangkan oleh satu perusahaan dan kemudian dijual kembali oleh perusahaan lain dengan merek mereka sendiri.

White label muncul ketika sebuah perusahaan atau produsen mengeluarkan produk dengan merek yang ditentukan oleh pembeli atau pemasar, bukan dengan merek mereka sendiri.

Produk akhir dari white label kemudian terlihat seolah-olah dibuat oleh pihak yang memesannya. Produk ini dibuat oleh pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab untuk memasarkan dan menjual produk yang sudah diberi label.

Praktik ini memberikan keuntungan bagi bisnis yang memesannya karena mereka tidak perlu melakukan semua proses produksi barang, sehingga dapat fokus pada pemasaran saja, sedangkan produsen fokus pada proses produksi saja. Keuntungan utama dari white label adalah menghemat waktu, energi, dan biaya perusahaan dalam hal produksi atau pemasaran.

Keuntungan lain dari white label adalah jika toko retail memiliki kesepakatan eksklusif dengan produsen, maka biaya transportasi rata-rata mungkin lebih rendah daripada biasanya.

Selain itu, perusahaan juga akan mendapat manfaat dari skala ekonomi dalam distribusi. Karena biaya transportasi yang rendah, pengecer dapat menjual produk dengan harga lebih murah, tetapi tetap memperoleh margin keuntungan yang lebih besar.

White label saat ini semakin populer, hal ini menunjukkan bahwa konsumen menjadi lebih sensitif terhadap harga dan kurang setia pada merek tradisional favorit mereka. Di banyak negara, pertumbuhan ini dapat merugikan pangsa pasar merek nasional yang merupakan produsen.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, bisnis white label melibatkan setidaknya dua pihak, yaitu produsen dan pengecer yang memasang logo mereka sendiri pada produk. Tentu saja, terjadi kesepakatan bisnis antara kedua pihak yang terlibat.

Kekurangan White Label

Berikut ini adalah kelemahan menggunakan white label:

Berbeda halnya dengan private label yang mengkhususkan perusahaan manufaktur memproduksi barang tertentu bagi perusahaan Anda, white label ini menyediakan barang untuk dijual kepada konsumen tanpa ada ketentuan khusus.

Artinya, misalkan Anda membeli produk dari perusahaan A yang memberikan layanan white label, maka produk tersebut juga dijual kepada pembeli lain dan berpotensi menjadi pesaing Anda.

Hampir sama dengan layanan private label, kelemahan white label juga tampak dari kualitas produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur. Anda tidak bisa melakukan permintaan spesifikasi barang karena tidak ada perjanjian khusus antara kedua belah pihak.

Anda harus bersiap jika produk yang dibeli tidak sesuai standar kualitas yang sudah ditetapkan perusahaan. Agar terhindar dari hal ini, pastikan lakukan pengecekan terlebih dahulu kepada beberapa supplier.

Produk sama dari perusahaan yang memberikan layanan white label menuntut Anda agar selalu kreatif dan inovatif. Kemasan dan merek yang Anda ciptakan harus unik, mudah dimengerti dan banyak dicari konsumen.

Anda harus membuat branding yang kuat agar produk disukai dan diterima masyarakat. Gunakan berbagai cara agar lebih banyak orang yang mengenal produk Anda meskipun produknya sama dengan penjual lain.

Resiko yang pasti terjadi saat Anda membeli produk dari layanan white label perusahaan adalah mudah dibandingkan dengan produk sejenis. Sebab, produk Anda bukanlah satu-satunya yang unik, karena sudah pasti dimiliki oleh penjual lainnya.

Namun, agar hal ini bisa dihindari, Anda bisa memberikan inovasi sebaik mungkin, sehingga produk terlihat eksklusif. Selain itu, cobalah menggiring masyarakat agar percaya bahwa produk Anda adalah yang asli dan pertama.

Produksi barang yang dibuat oleh perusahaan manufaktur dijual secara bebas, sehingga Anda tidak bisa melakukan permintaan tertentu. Produk dibuat secara masal. Jika Anda menginginkan produk eksklusif, Anda bisa mencari layanan private label.

Baca juga: Tips Memilih Warna Logo

Saat Anda mulai merintis bisnis dan tidak memiliki modal yang cukup, Anda bisa menggunakan white label agar usaha tetap berjalan tanpa harus repot melakukan produksi. Anda juga tidak memerlukan syarat dan ketentuan yang berbelit karena white label bisa dipakai oleh siapa saja.

Berbisnis dalam bidang apapun pasti membutuhkan kemampuan dan pengetahuan dari pelakunya. Anda harus mengenal berbagai macam istilah ekonomi yang paling umum agar bisa menjalankan bisnis dengan penuh persiapan.

Apa itu white label – Ketika sedang pergi berbelanja di supermarket, mini market atau bahkan pasar tradisional, Grameds tentu akan melihat beberapa produk yang memiliki logo. Akan tetapi, tidak semua produk yang memiliki logo dibuat oleh pemilik logo tersebut. Hal ini dikarenakan ada produk yang dinamakan dengan white label.

White label artinya bukanlah label berwarna putih, akan tetapi istilah yang digunakan untuk produk yang tidak memiliki merek dan dapat dipasangi logo atau merek bisnis oleh pembelinya. Setelah mengetahui pengertian white label, apakah Grameds pernah melihat beberapa produk white label yang kembali dipasarkan?

Nah, mungkin Grameds tidak sadar, sebab produsen produk tidak akan menerangkan atau mengumumkan secara terang-terangan tentang produk white label, begitu pula dengan pemilik logo atau merek bisnis tersebut. Lalu, apa saja contoh dari produk white label dan apa itu white label? Simak hingga akhir dalam artikel berikut ini.

White label adalah istilah yang digunakan untuk produk atau layanan yang dikembangkan oleh satu perusahaan dan kemudian dijual atau ditawarkan kepada perusahaan lain dengan merek atau label mereka sendiri.

Dalam hal ini, perusahaan yang menjual produk atau layanan tersebut tidak mengklaim atau mengaku sebagai pengembangnya, tetapi menyediakannya sebagai produk atau layanan yang dapat ditawarkan oleh perusahaan lain dengan merek mereka sendiri.

Istilah “white label” sendiri pertama kali muncul dalam industri rekaman musik, di mana sebuah rekaman yang dibuat oleh satu perusahaan rekaman (pabrikan) dikeluarkan kembali oleh perusahaan rekaman lain (pemasok grosir) tanpa perubahan apapun, hanya dengan mengganti label atau merek di sampul rekaman.

Ini dilakukan agar perusahaan grosir dapat menjual rekaman tersebut dengan merek mereka sendiri, dan menghindari biaya produksi rekaman baru. Istilah ini kemudian diadaptasi dalam berbagai industri lain, seperti teknologi, produk konsumen, dan jasa, di mana produk atau layanan dikembangkan oleh satu perusahaan dan kemudian dijual kembali oleh perusahaan lain dengan merek mereka sendiri.

White label muncul ketika sebuah perusahaan atau produsen mengeluarkan produk dengan merek yang ditentukan oleh pembeli atau pemasar, bukan dengan merek mereka sendiri.

Produk akhir dari white label kemudian terlihat seolah-olah dibuat oleh pihak yang memesannya. Produk ini dibuat oleh pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab untuk memasarkan dan menjual produk yang sudah diberi label.

Praktik ini memberikan keuntungan bagi bisnis yang memesannya karena mereka tidak perlu melakukan semua proses produksi barang, sehingga dapat fokus pada pemasaran saja, sedangkan produsen fokus pada proses produksi saja. Keuntungan utama dari white label adalah menghemat waktu, energi, dan biaya perusahaan dalam hal produksi atau pemasaran.

Keuntungan lain dari white label adalah jika toko retail memiliki kesepakatan eksklusif dengan produsen, maka biaya transportasi rata-rata mungkin lebih rendah daripada biasanya.

Selain itu, perusahaan juga akan mendapat manfaat dari skala ekonomi dalam distribusi. Karena biaya transportasi yang rendah, pengecer dapat menjual produk dengan harga lebih murah, tetapi tetap memperoleh margin keuntungan yang lebih besar.

White label saat ini semakin populer, hal ini menunjukkan bahwa konsumen menjadi lebih sensitif terhadap harga dan kurang setia pada merek tradisional favorit mereka. Di banyak negara, pertumbuhan ini dapat merugikan pangsa pasar merek nasional yang merupakan produsen.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, bisnis white label melibatkan setidaknya dua pihak, yaitu produsen dan pengecer yang memasang logo mereka sendiri pada produk. Tentu saja, terjadi kesepakatan bisnis antara kedua pihak yang terlibat.

Pengecer melakukan survei ke beberapa supplier atau produsen

Setelah tahap kedua, tahap selanjutnya adalah bagaimana cara menarik minat pengecer atau perusahaan lain agar memilih produk produsen untuk dipasarkan kembali. Biasanya, pengecer akan melakukan survei lebih dahulu ke beberapa supplier, kemudian membeli barang dalam jumlah yang besar untuk kembali dijual.

Produsen membuat produk white label

Langkah pertama dari cara kerja white label tentunya dimulai oleh produsen yang membuat produk white label. Produk dapat berupa pakaian, makanan, minuman dan lainnya yang tidak memiliki logo, nama atau bahkan label dari produsen.

Menghemat waktu serta uang

Mengembangkan produk dari awal memerlukan sumber daya finansial, waktu, dan tentunya tenaga yang besar. Namun, melakukan proses produksi sendiri juga membutuhkan waktu dan modal yang cukup besar.

Belum lagi jika harus mempertimbangkan waktu untuk merencanakan dan menerapkan strategi pemasaran, yang juga memerlukan waktu yang cukup. Dalam mengembangkan produk sendiri, pengusaha juga harus melakukan riset produk dan uji prototipe kepada target audiens.

Dengan menggunakan praktik bisnis white label, pengusaha dapat memangkas semua tahap produksi tersebut. Jika waktu dan modal Grameds terbatas, berinvestasi pada white label dapat menjadi salah satu cara untuk memulai bisnis dengan lebih menghemat waktu dan modal.

Manfaat White Label Secara Ekonomi

Selain itu, berbisnis dengan menggunakan produk white label juga memiliki manfaat dari skala ekonomi yaitu dapat meningkatkan efisiensi serta mengurangi biaya proses produksi maupun distribusi. Lebih jelasnya, simak berikut ini:

Produsen dapat mengoptimalkan pemakaian sumber daya dan mengurangi biaya produksi dengan menjual produk white label ke perusahaan lain.

Perusahaan yang menjual produk white label dapat mengoptimalkan kapasitas transportasi dan mengurangi biaya distribusi dengan mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang lebih besar.

Dengan menjual produk white label, produsen dapat meningkatkan efisiensi dalam produksi dan distribusi dengan mengambil keuntungan dari skala ekonomi.

Perusahaan yang menjual produk white label dapat mengambil keuntungan dari pembelian bersama dengan produsen untuk mengurangi biaya.

Peningkatan volume

Perusahaan yang menjual produk white label dapat meningkatkan volume penjualan dan mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar.

Perusahaan yang menjual produk white label dapat dengan mudah menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar atau konsumen, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam produksi dan distribusi.

Keuntungan White Label

Berikut ini adalah keuntungan menggunakan white label:

Salah satu keuntungan yang paling terlihat dari penggunaan white label adalah Anda tidak perlu melakukan produksi barang sendiri. Anda hanya membeli di supplier atau perusahaan manufaktur.

Produk yang didapatkan dari perusahaan dengan white label cenderung memiliki harga yang rendah, apalagi jika Anda membelinya dalam jumlah besar. Harga produk yang rendah akan memungkinkan Anda untuk memberikan harga jual yang tinggi.

Ketika Anda memulai bisnis dengan mengambil/ membeli barang orang lain, maka Anda sudah menghemat waktu untuk tidak melakukan produksi. Tugas Anda hanya menyiapkan strategi pemasaran yang tepat agar produk diterima konsumen.

Ketentuan harga dari perusahaan manufaktur akan mempermudah Anda dalam memaksimalkan laba yang ingin dicapai. Meskipun bisa menjual barang dengan harga tinggi, Anda harus tetap memperhatikan kondisi pasar dan target konsumen.

Berikan kekuatan terlebih dahulu pada merk Anda, sehingga meskipun laba per produk tidak besar, tetapi penjualan bisa stabil setiap bulannya, bahkan meningkat secara perlahan-lahan.

Bagi perusahaan manufaktur tidak perlu melakukan promosi karena cukup menjual barang kepada perusahaan lain. Selanjutnya bagian pemasaran akan diteruskan oleh pembeli barang.

Perusahaan manufaktur tentu saja mendapatkan keuntungan secara finansial maupun relasi, sehingga produknya tetap dikenal dan disukai masyarakat tanpa harus terjun langsung di lapangan.

Perusahaan manufaktur juga berperan sebagai jembatan antara Anda (penjual) dengan konsumen. Jika produk yang dihasilkan berkualitas, maka akan menimbulkan rasa percaya yang kuat agar menjadi mitra kerja sama dalam jangka waktu panjang.

Baca juga: Cara Menjadi Reseller Sukses dengan Modal Kecil